Tertawa!!! itu yang spontan saya lakukan, saat baca berita di detik, berita di TV, surat kabar, kaskus, dan banyak sumber lain. Setelah tertawa puas, giliran hati saya yang menggeram. Sungguh memalukan. Dulu, pernah kejadian di Pontianak, ketika anggota DPRD Propinsi akan habis masa jabatan, mereka ribut. Ribut meminta kenang kenangan dari pemerintah. Buseeeet!!!! kenang kenangan kok minta minta gitu lo??? Lucu, miris, sedih, geram, dengan kelakuan mereka. Kenang kenangannya memang tidak banyak, mereka pada waktu itu minta cincin emas, kalo tidak salah 30an gram saja. kecil memang, tapi, dari segi kuantitas, tentu tidak sedikit uang yang harus keluar ketika membelikan cincin itu untuk ratusan anggota dewan, BEGH!!!!
Category Archives: Political View
Masih Membunuh kaum Birokrat
Lama berkutat dengan berbagai aktivitas membuat saya kurang mengikuti perkembangan berita politik dan yang lainnya di TV. 3 – 4 hari yang lalu saja order bertumpuk, dan membuat saya kerja dari pagi ke tengah malam, dan lanjut di pagi harinya lagi. Namun hari ini saya cukup senang, karena ada tenggat waktu untuk beristirahat, dan saya habiskan dengan menonton TV. Naaa… ini yang menarik, bahwa headline berita hari ini sungguh diluar dugaan. Entah telinga saya yang masih simpang siur, atau otak saya yangmasih belum menanggapi sesuatu secara sempurna, yang jelas, Menkeu kita, Ibu Sri Mulyani, mendadak dangdut!!!!!!!!!! “membayangkan Ibu Menteri bergoyang dangdut diruang rapat DPR…”
Membunuh Kaum Birokrat Kotor
Gayus, sebuah nama yang menarik banyak perhatian orang di Indonesia akhir akhir ini. Makelar Kasus, Mafia pajak, semua akhirnya terungkap, walau belum sepenuhnya sih. mungkin ini pengejawatahan dari sebuah kejenuhan berwarga negara. Bagaimana tidak jenuh, dari pejabat kelas kakap, sampai kepala desa, sudah akrab dengan korupsi, kolusi, nepotisme. Memang bosan, baik saya yang membuat tulisan ini, maupun anda yang membaca tulisan ini. Entah sudah berapa puluh ribu tulisan yang mengangkat tema ini, namun kenyataan tidak pernah berubah. Sebuah adat dari negara ini, yang sudah berakar sampai ke jabatan publik paling bawah, yang pada prosesnya, selalu pada akhirnya mencari untung, atau katanya “uang lelah”. Lalu, kalau ada uang lelah, untuk apa gaji mereka? untuk uang beli mobil? Hebat!!